Makanan Lezat Namun Meningkatkan Risiko Kanker: Ultra Processed Food (UPF)
Apa itu Ultra Processed Food (UPF)?
Ultra Processed Food (UPF) merupakan makanan yang mencakup berbagai macam produk siap saji. UPF mengandung bahan-bahan sintetis seperti perisa, pewarna, tekstur serta kepadatan protein dan zat gizi mikro yang rendah. Makanan UPF memiliki potensi tinggi untuk terkontaminasi dengan kemasan produk dan memiliki ciri-ciri (rendah terhadap nutrisi, vitamin dan serat yang dibutuhkan oleh tubuh, tinggi akan garam, kandungan lemak jenuh dan lemak total serta memiliki kandungan gula bebas).
Nikmat sesaat namun meningkatkan risiko kanker
Penjualan dan Konsumsi UPF mengalami peningkatan secara global. Selama periode peningkatan penjualan UPF terjadi peningkatan kejadian kanker secara global, obesitas yang menunjukkan hubungan signifikan terhadap kanker esofagus, kolorektal, endometrium, hati, pankreas, ginjal dan kanker payudara.
Studi penelitian kolaborasi yang dilakukan Imperial College London, the International Agency for Research on Cancer (IARC), Universidade de São Paulo and Universidade NOVA de Lisboa mengungkapkan setiap kenaikan 10% UPF dalam pola makan seseorang maka akan meningkatkan kejadian kanker ovarium sebesar 19%, keseluruhan kejadian kanker 2%, UPF dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker yang lebih besar khususnya kanker ovarium dan payudara. Selain itu, penelitian lain mengungkapkan terdapat hubungan langsung antara paparan UPF terhadap risiko kanker yang lebih tinggi pada kejadian kanker payudara, kolorektal, pankreas, prostat dan leukemia limfositik kronis. Paparan yang lebih besar terhadap makanan UPF dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap dampak kesehatan yang merugikan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Gejala, Perbedaan Sel Kanker, dan Pengobatan
Bagaimana Ultra Processed Food (UPF) Meningkatkan Risiko Kanker?
1.Perubahan matriks makanan: Proses pengolahan makanan yang melibatkan berbagai teknik untuk mengubah bentuk, tekstur, rasa dan memperpanjang umur penyimpanan makanan dapat menyebabkan tubuh lebih sulit untuk menyerap nutrisi. Selain itu, perubahan matriks makanan dapat mempengaruhi rasa kenyang, dimana makanan yang diolah cenderung cepat dicerna dan diserap sehingga memicu rasa lapar yang lebih cepat dibandingkan pada saat tubuh mengkonsumsi makanan yang tidak diolah atau hanya diolah secara minimal.
2.Pemrosesan Makanan Secara Intensif: Proses makanan secara intensif dapat menghasilkan zat-zat yang berpotensi membahayakan tubuh. Hal tersebut dikarenakan oleh pemrosesan intensif pada makanan UPF dapat mengurangi ketersediaan nutrisi tertentu seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, makanan yang diproses berlebihan dapat mengandung kontaminan yang berdampak pada kesehatan yang berpindah dari bahan kemasan seperti bisfenol, mikroplastik, minyak mineral dan ftalat
3.Efek paparan bahan sintetis terhadap tubuh manusia: Tubuh manusia menunjukkan hubungan antara zat aditif termasuk pemanis non-gula, pengemulsi, pewarna dan nitrat/nitrit yang menyebabkan gangguan kesehatan. Dimana bahan-bahan tersebut memiliki efek buruk terhadap mikrobiota usus yang memiliki fungsi penting bagi kesehatan tubuh.
Jenis Makanan Ultra Processed Food (UPF)
Klasifikasi UPF Menurut NOVA yang merupakan sistem klasifikasi makanan, sebagai berikut:
1. Makanan instan (mie instan, saus kemasan dan bumbu instan)
2.Makanan ringan (kerupuk jagung dan keripik kentang)
3.Minuman manis (Soda, minuman energi, dan jus buah yang bukan 100% buah)
4.Sereal sarapan yang ditambahkan gula, perasa dan pewarna buatan
5.Roti dan kue-kue komersial (Donat, muffin, kue kering, dan biskuit)
6.Produk daging olahan (Sosis, ham, bacon, dan kornet)
7.Makanan manis kemasan (permen, coklat batangan dan kue kering)
Kelompok Ultra Processed Food (UPF) tersebut mencakup makanan yang seringkali membutuhkan peralatan berteknologi maju, makanan dari kelompok lain yang difraksinasi menjadi zat-zat seperti gula, pati, minyak dan protein yang kemudian dihidrolisis, dihidrogenasi atau dimodifikasi secara lain sehingga dapat menghasilkan zat-zat seperti isolat protein, minyak terhidrogenasi, maltodekstrin. Selain itu pewarna, penambah rasa, pemanis dsb sering ditambahkan. Adapun tujuannya yaitu untuk meningkatkan masa simpan, mengurangi biaya produksi dan menciptakan produk makanan yang praktis dan lezat.
Referensi
Lane., et al. (2024) Ultra-processed food exposure and adverse health outcomes: umbrella review of epidemiological meta-analyses
Isaken, Dankel (2023) Ultra-processed food consumption and cancer risk: A systematic review and meta-analysis
Curry., et al. (2021) The relationship between ultra-processed food consumption and internalizing symptoms among adolescents from São Paulo City, Southeast Brazil
International Agency for Research on Cancer (IARC), Iarc.who.int (Diakses 4 Februari 2025)
NOVA Classification Reference Sheet (Diakses 4 Februari 2025)