Langkah Anti-Lupa: Apa yang Bisa Gen Z Lakukan Dari Sekarang
Bayangin kalau suatu hari kamu lupa nama sahabat sendiri, nggak bisa nyebut jalan pulang ke rumah, bahkan nggak kenal wajah keluarga. Serem, kan? Itulah yang dialami orang dengan Alzheimer atau demensia.
Banyak anak muda mikir: “Ah, itu mah penyakit kakek-nenek, gue masih muda, santai aja kali. ”Padahal menurut penelitian, proses kerusakan otak menuju Alzheimer itu bisa mulai puluhan tahun sebelum gejalanya muncul. (The Lancet Commission on Dementia, 2020). Artinya, gaya hidup kita hari ini bisa jadi penentu kesehatan otak kita nanti.
Kabar baiknya: Alzheimer bukan takdir mutlak. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sejak muda untuk mengurangi risiko atau menunda gejalanya.
Punya otak sehat itu bukan soal nanti pas tua aja, tapi juga biar hari ini kita bisa tetap fokus belajar, kerja kreatif, dan nggak gampang burn out. Nah, berikut ini ada beberapa langkah simpel yang bisa kamu coba. Tenang, nggak ribet kok dan semua udah terbukti dari penelitian ilmiah.
- Olahraga itu bukan cuma biar kurus. Olahraga rutin—jalan kaki, jogging, yoga, dance, futsal, bahkan nge-dance TikTok—ternyata bikin aliran darah ke otak lebih lancar, bikin saraf lebih kuat, dan bantu cegah penurunan kognitif. Studi di Neurobiology of Aging (2013) nunjukin bahwa orang yang aktif olahraga punya “cognitive reserve” alias cadangan daya tahan otak lebih tinggi.
- Makan bukan sekedar kenyang. Otak kita butuh bahan bakar berkualitas. Diet ala Mediterranean (sayur, buah, ikan, kacang, minyak zaitun) terbukti menurunkan risiko Alzheimer. Riset di PubMed (2010) nunjukin pola makan sehat kaya nutrisi bisa mengurangi stres oksidatif di otak biang kerok kerusakan saraf.
- Asah otak biar nggak "karatan"
- Main game itu seru, tapi jangan cuma stop di sana. Belajar skill baru (coding, desain, musik, bahasa), baca buku, atau ikut diskusi bisa bikin koneksi antar sel otak makin kuat.
- Tidur cukup. Gen Z sering bangga jadi “night owl” atau tim begadang. Tapi hati-hati, kurang tidur bikin otak gagal membuang sampah-sampah metabolik, termasuk plak amyloid (pemicu Alzheimer). Menurut Riset di Journal of Alzheimer’s Disease (2019) nunjukin gangguan tidur kronis berhubungan erat dengan penumpukan amyloid.
- No Smoke, No Problem. Rokok dan alkohol berlebihan = musuh besar otak. Merokok bisa mempercepat penyempitan pembuluh darah otak, bikin sel saraf cepat rusak. Menurut Lancet Public Health (2020) bilang berhenti merokok salah satu strategi utama mencegah demensia.
- Jangan jadi "Anti Sosial". Jadi Otak butuh interaksi. Nongkrong sehat, ngobrol sama teman, ikut komunitas, atau aktif di kegiatan sosial bisa menstimulasi emosi dan kognitif.
Baca juga : kenapa anak muda harus peduli Alzheimer
Alzheimer bukan cuma kepentingan orangtua atau lansia. Bisa jadi salah satu masalah kita juga di masa depan kalau kita abaikan sekarang. Tapi hebatnya, kita juga punya kekuatan apa yang kita lakukan hari ini, bahkan hal kecil, bisa punya dampak besar untuk otak kita di tahun-tahun mendatang.
Jadi yuk mulai dari diri sendiri, ajak teman, gunakan hakmu buat belajar lebih, jangan tunggu sampai terlambat. Otakmu, hidupmu, masa depan kamu layak buat dijaga sekarang juga.
Jika kamu merasakan keluhan seperti lupa yang tidak biasa, sulit berkonsentrasi berkepanjangan, perubahan suasana hati yang drastis, atau gejala stres lain yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis saraf atau psikiater agar bisa diperiksa dan ditangani lebih lanjut.