Health Risk Assessment, Solusi Perusahaan Mencegah Penyakit Kantoran pada Karyawan

Health Risk Assessment, Solusi Perusahaan Mencegah Penyakit Kantoran pada Karyawan

Pernah gak sih kamu ngerasa capek terus meskipun kerjaan gak terlalu berat? Atau tiba-tiba sering pusing, gampang stres, sampai badan pegal-pegal gara-gara duduk seharian di depan laptop? Nah, masalah kayak gini sering banget dialami pekerja kantoran, terutama di usia produktif.

Untungnya, sekarang banyak perusahaan mulai sadar pentingnya menjaga kesehatan karyawan lewat yang namanya Health Risk Assessment (HRA). Tapi sebenernya, apa sih HRA itu? Dan apa aja yang dinilai?


Apa itu HRA

Health Risk Assessment (HRA) adalah metode untuk mengidentifikasi risiko kesehatan seseorang secara menyeluruh. Biasanya dilakukan dengan kombinasi kuesioner gaya hidup + pemeriksaan kesehatan + analisis data medis. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2019), HRA terbukti efektif membantu perusahaan menemukan risiko kesehatan karyawan yang sebelumnya gak disadari, sekaligus menjadi dasar untuk program promosi kesehatan.


baca juga :Penyakit kantoran apa saja


Apa saja yang dinilai dari HRA

Data Demografi & Riwayat Medis

Umur, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga. Misalnya apakah ada riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung.

Kenapa penting? Karena faktor genetik bisa bikin risiko penyakit lebih tinggi.

Gaya Hidup & Kebiasaan Harian

Pola makan, frekuensi olahraga, konsumsi rokok & alkohol, kualitas tidur.; Studi di American Journal of Health Promotion (2018) menunjukkan bahwa gaya hidup tidak sehat berkontribusi besar pada meningkatnya biaya kesehatan perusahaan hingga miliaran dolar per tahun.

Kesehatan Fisik

Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh (IMT).. Menurut BMC Public Health (2022), pekerja kantoran dengan IMT tinggi dan jarang aktivitas fisik lebih rentan terhadap penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi.

Kesehatan Mental & Stres

Tingkat stres kerja, gejala kecemasan, burnout, kualitas tidur. Riset di Journal of Occupational Health Psychology (2021) menemukan bahwa burnout memiliki dampak langsung pada produktivitas, bahkan lebih besar dibanding faktor fisik.

Kondisi Ergonomi & Lingkungan Kerja

Posisi duduk, durasi screen time, pencahayaan ruang kerja. Studi Occupational Medicine (2015) menyebutkan bahwa postur tubuh yang buruk dan kerja duduk lama meningkatkan risiko nyeri punggung bawah hingga 60%.

Perilaku Pencegahan

Seberapa sering ikut medical check-up, vaksinasi, atau cek kesehatan rutin. Pekerja yang jarang medical check-up biasanya lebih rentan karena penyakit baru ketahuan saat sudah parah.

Kenapa Perusahaan harus peduli ?

  1. Deteksi dini: penyakit kantoran kayak Computer Vision Syndrome, hipertensi, sampai burnout bisa dicegah lebih awal.
  2. Produktivitas naik: karyawan sehat lebih fokus, lebih jarang izin sakit.
  3. Hemat biaya: Menurut studi Journal of Occupational and Environmental Medicine (2015), program HRA terbukti bisa mengurangi klaim kesehatan perusahaan hingga 15–20%.
  4. Employer branding: perusahaan yang peduli kesehatan lebih disukai oleh karyawan muda (milenial & Gen Z).


Dan buat kamu pribadi, kalau hasil HRA nunjukin ada risiko kesehatan, jangan panik. Anggap aja itu alarm kecil supaya kamu bisa lebih aware. Kalau keluhan terasa makin sering, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter atau tenaga medis ya.