Bulan Peduli Kanker Payudara, Saatnya Wanita Indonesia Lebih Aware dengan Kesehatannya

Bulan Peduli Kanker Payudara, Saatnya Wanita Indonesia Lebih Aware dengan Kesehatannya

Setiap bulan Oktober, dunia mengenakan warna pink sebagai simbol kepedulian terhadap kanker payudara. Tapi di balik pita pink yang manis itu, ada pesan penting: semakin cepat kanker payudara terdeteksi, semakin besar peluang sembuh.

Sayangnya, masih banyak wanita Indonesia yang belum menyadari pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan rutin. Padahal, menurut data WHO (2024), kanker payudara menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.


Apa itu Kanker Payudara ?

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan payudara yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Dalam banyak kasus, penyakit ini berkembang perlahan dan dapat dikenali sejak dini jika wanita rutin memeriksa payudaranya sendiri.

Menurut Kemenkes RI, sekitar 70% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut, karena tidak menyadari gejalanya sejak awal. Inilah alasan mengapa Bulan Peduli Kanker Payudara bukan sekadar simbol, tapi gerakan nyata untuk menyelamatkan banyak nyawa.


Ciri awal kanker payudara yang sering diabaikan :

Deteksi dini dimulai dari kesadaran diri. Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

  1. Adanya benjolan atau penebalan di payudara atau ketiak
  2. Perubahan bentuk atau ukuran payudara
  3. Keluarnya cairan dari puting (terutama berdarah)
  4. Perubahan kulit di area payudara (berkerut seperti kulit jeruk, kemerahan, atau mengelupas)
  5. Puting tertarik ke dalam secara tiba-tiba

Kalau kamu menemukan salah satu tanda di atas, jangan panik, tapi juga jangan diabaikan. Segera konsultasikan ke tenaga medis.


Menurut American Cancer Society, deteksi dini bisa menurunkan angka kematian akibat kanker payudara hingga 30%. Dua cara utamanya adalah:

SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Lakukan setiap bulan, idealnya hari ke-7 hingga ke-10 setelah menstruasi. Caranya mudah:

  • Lihat di depan cermin apakah ada perubahan bentuk atau warna.
  • Raba dengan tiga jari dari luar ke dalam payudara.
  • Periksa juga area ketiak.
  • Bila ada yang terasa berbeda, segera periksa ke dokter.

SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis oleh Tenaga Medis)

Pemeriksaan ini dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik. Dokter dapat melakukan USG payudara atau mammografi untuk mendeteksi kelainan yang belum teraba.


Baca juga : Panduan SADARI


Meski faktor genetik berperan, banyak penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko kanker payudara. Beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan:

  • Pertahankan berat badan ideal
  • Lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu
  • Kurangi konsumsi alkohol dan makanan tinggi lemak jenuh
  • Perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian utuh
  • Hindari merokok
  • Kelola stres dengan baik

Menurut jurnal The Lancet Oncology (2023), wanita yang rutin berolahraga memiliki risiko 20–25% lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan yang tidak aktif secara fisik.


Kanker payudara tidak selalu menimbulkan rasa sakit di awal, dan itulah yang membuatnya berbahaya. Sering kali, wanita baru sadar setelah benjolan membesar atau menyebar. Padahal, jika ditemukan di stadium awal, angka kesembuhan bisa mencapai lebih dari 90%.


Bulan Oktober bukan hanya tentang pita pink di dada, tapi tentang keberanian untuk peduli pada diri sendiri.

Mulailah dengan langkah sederhana, kenali tubuhmu, periksa payudaramu, dan jangan takut ke dokter.

Deteksi dini bukan tanda takut sakit, tapi tanda bahwa kamu mencintai hidup dan orang-orang yang mencintaimu.



Yuk, jadwalkan pemeriksaan payudara di rumah sakit terdekat bulan ini.